Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan manusia diciptakan dan dihidupkan di alam semesta ini hanya satu, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. dan tidak untuk berbuat syirik kepada-Nya. Hal ini dapat kita ketahui dalam Al-Qur'an Surat Adz-Dzariyat Ayat 56: "Wama kholaktul-jinna wal-insa illa liya bu'dun" (Dan tidak Aku jadikan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku). Ayat ini menunjukkan bahwasanya yang dibebani syariat adalah dua mahluk yaitu jin dan manusia. Oleh karena itu, mari kita pergunakan kesempatan waktu hidup ini hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allah SWT. yang diberikan kepada manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia dapat memfaatkanya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk berbuat amal sholih dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Allah SWT. telah bersumpah dengan menyebut, Demi masa/waktu dalam QS. Al-Ashr Ayat 1-3: " Wal ashr, innal insana lafi ushrn, illa ladzina amaanu wa'amilus sholihaat, watawa shoibul haq watawahi shoibul shober" (Demi masa/waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebaikan dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran).
Arti Surat Al-Ashr di atas menjelaskan kepada kita tentang keuntungan dan kerugian dalam menjalani kehidupan serta peringatan akan pentingnya waktu yang dijalani manusia sehari-hari. Tiga ayat singkat dalam Surat ini menjelaskan tentang jalan menuju keselamatan dan jalan menuju kehancuran.
Setiap manusia diberikan porsi waktu yang sama oleh Allah SWT. yaitu 24 jam dalam seharinya. Titik perbedaannya terletak pada bagaimana cara dia dapat mengelolanya dengan tepat atau tidak. Tak sedikit manusia yang menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak berfaedah, sehingga menjerumuskan dirinya pada jurang kesia-sian.
Padahal, waktu atau kesempatan yang masih diberikan Allah SWT. sejatinya untuk mengumpulkan amal sholeh sebanyak-banyaknya sebagai bekal yang akan dibawa pulang ke kampung akherat kelak agar tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi.
Ada dua dimensi penting dalam Surat Al-Ashr tersebut, yaitu dimensi individual dan dimensi sosial. Dimensi individual menunjukkan agar setiap manusia menjadi sholeh, sedang dimensi sosial menunjukkan agar manusia memiliki kepedulian terhadap sesama mahluk dalam berbuat kebaikan. Oleh karena itu, manusia dituntut tidak hanya sholeh secara individual, namun juga harus sholeh secara sosial.
Dimensi individual menuntun agar kita tidak tergolong orang yang merugi, kita harus beriman dan beramal sholeh. Langkah pertama dari keselamatan dunia dan akherat adalah dengan menjunjung tinggi iman yang benar dan mengikutinya dengan keyakinan dan keteguhan. Selanjutnya kita harus beramal sholeh, maksudnya adalah dengan melakukan seluruh kebaikan yang lahir maupun batin, yang berkaitan dengan hak Allah SWT. maupun hak manusia, yang wajib maupun yang sunah. Kita menunjukkan iman kita melalui tindakan atau perbuatan yang baik dan benar.) Perbuatan baik dan benar ini harus dilakukan sesuai dengan yang ada dalam Al Qur'an dan As-Sunah. Hanya orang yang berimanlah yang akan diterima amal kebaikannya semasa di dunia oleh Allah SWT.
Dimensi sosial menuntun agar kita tidak tergolong orang yang merugi, kita harus saling menasehati dalam kebenaran. Allah SWT. menyuruh kita untuk saling mengingatkan dan mendorong satu sama lainnya agar selalu tetap dalam jalan kebenaran dan menonjolkannya dengan memperjuangkan keadilan. Selanjutnya kita harus memiliki sifat sabar. Teguh dalam menjalankan perintah Allah SWT. membutuhkan kesabaran, menjauhi dosa membutuhkan kesabaran dan tidak putus asa, di tengah musibah yang dihadapi juga membutuhkan kesabaran. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa memiliki kesabaran berarti memiliki kemampuan untuk menahan diri dari keputusasaan, menahan diri dari mengeluh dan mengendalikan diri dari pada saat sedih dan khawatir.
Sebagai kesimpulan, jika kita tidak ingin tergolong orang-orang yang merugi di dunia maupun di akherat dalam menggunakan waktu yang telah Allah SWT. anugerahkan kepada kita, maka kita harus sholeh secara individual, yaitu beriman dan beramal sholeh, dan juga sholeh secara sosial, yaitu dengan saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan saling nasehat-menasehati dalam menetapi kesabaran.
Dunia ini bukan tempat kita tinggal, melainkan tempat kita meninggal. Tempat tinggal kita sesungguhnya adalah kampung akherat yaitu syurga yang telah disediakan oleh Allah SWT. untuk kehidupan yang kekal abadi di dalamnya. Dunia bersifat sementara, Akherat itu untuk selamanya. Raihlah keberkahan hidup dengan memperbanyak amal sholeh dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dan memperbanyak berbuat kebaikan kepada sesama. Jadilah manusia yang terbaik di dunia ini dengan memberikan banyak manfaat bagi orang lain, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW. "Khairunnas anfa'uhum linnas" (sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain).
By Suprapto BZ
Posting Komentar